Beritasumbar.com-Kalau kita berani mengaku sebagai orang asli luak limo puluah jangan sekali –kali tidak tahu ataupun menyebut tidak pernah mendengar nama sebuah daerah Padang Siontah , walau kita tidak pernah sampai di lokasi tersebut namun bagai mana pun jua para tetua adat ataupun para orang tua pasti sering bertutur dengan anak kamanakan dikala waktu-waktu ada pertemuan kaum yang mengisyaratkan keberadaan Alam minang Kabau secara keseluruhan maupun keberadaan Luak nan Bungsu yang juga sering kita sebut Luah Limo Puluah.
Konon menurut Tutua nan Batarimo Warih nan Bajawek ( Tutur Yang didapat ,Waris yang Diwarisi ) tentang cancang latiah niniak Moyang kita sampai saat ini dari niniak turun ka mamak ,dari mamak turun kamanakan nan sabarih indah buliah hilang nan saganggam indak buliah tingga .
Sebenarnya para niniak moyang kita sudah meninggalkan sejarah yaqng sangat fundamental bagi cucu mereka dikemudian hari dan sekaligus sebagai titik tolak pengambilan dasar –dasar undang dan perundangan adat serta pemetaan wilayah yang berdaulat dalam adat disebut Barih Balabeh suatu daerah atau nagari serta barih balabeh Luak masing-masing nya
Seperti kita ketahui Bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah sebagai titk tolak keberadaan suatau bangsa dengan perkembangan kebudayaan di suatu bangsa itu sendiri . seperti halnya Negara kita republik Indonesia , berapa anggaran Negara yang diproyeksikan untuk segala bentuk kegiatan yang bernuansa mengingat perjuangaqn bangsa ini baik itu untuk para pelaku sejarah maupun simbol-simbol sejarah yang berbentuk monument dan sebagainya bahkan untuk para tokoh para palaku sejarah yang sangat menonjol Negara memberikan berbagai bentuk kopensasi kehidupn pada mereka hingga akhir hayat mereka .
Dan bagi luak Limo Puluah atau kabupaten Lima Puluh kota saat ini pemerintah pusat sudah menampakkan perhatian nyang cukup serius dalam hal pengakuan sejarah sebagai daerah ini adalah salah satu daerah yang sangat penting dalam perjuangan melawan panjajah dan menegakkan NKRI ini serta para palakunya banyak putra yang berasal dari daerah luak nan bungsu ini . maka saat ini pamerintah pusat sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit jumlahnya untuk membangun tugu perjuangan Di koto Tinggi kecamatan Gunuang Omeh yang sekarang masih dikerjakan. .
Dan kalau kita bertitik tolak dari hal yang serupa yang bangsa Indonesia merdeka Pada tahun 1945 dan pada saat ini sudah menjadi Negara yang sedang berkembang menuju negara maju yang ditopang dengan kemajuan tekhnologi modern.
Sebagai kita anak nagari dalam luak limo puluah melihat pembangunan tugu PDRI itu sangat lah kita Apresiasi ,Namun hal ini sangat berbanding terbalik dengan sejarah keberadaan luak Limo puluah , karena jauh sebelum adanya NKRI yang kita bangga-banggakan saat ini bahwa Luak limo Puluah sudah lerbih dari satu abad keberadaannya kalau dibandingkandengan NKRI ini, yang konon kebedaannya seiring dengan keberadaan Kerajaan Minangkabau yang diperkirakan oleh para ahli sejarah lebih kurang abad ke 6 masehi dengan wilayah teritorialnya adalah Luak dan rantau dengan sebutan Luhak Bapanghulu rantau nan barajo , ( Luak Tanah datar ,Luak Agam dan luak limo puluah serta rantaunya sampai kedaerah malayu sana .)
Kono menurut Warih nan bajawek tutua nana batarimo Bahwa asal Nama dari luak Limo Puluah adalah semula berawal dari turunnya niniak atau panghulu dengan pengikutnya sebanyak limo puluh orang dari Pariangan Padang Panjang menuju arah dari utara gunung merapi, mereka yang turun itu menuruni lurah dan mendaki bukit yang sangat melelahkan sehingga sampailah mereka pada saat itu disebuah kawasan yang cukup luas dan datar yang tidak mereka ketahui nama daerah saat itu . dan apabila ada diantara mereka yang bertanya dimanakah dan apakah nama daerah ini maka dengan spontan jawabannya adalah antalah .disanalah mereka beristirahat dan bermalam untuk beberapa hari sambil memikirkan kearah mana lagi rombongan ini akan dibawa .
Namun setelah rasa penat sudah hilang serta pemikiran untuk melanjutkan perjalan mencari daerah baru pun akan dilanjutkan sehingga dikumpulkanlah semua rombongan supaya tidak ada yang tertinggal dan supaya semuanya tahu arah mana yang akan dituju . akan tetapi setelah berkumpul ternyata rombongan yang jumlahnya semula sebanyak Limo Puluah orang sekarang yang ada hanya 45 orang , dan spontan sesama mereka saling bertanya kemana yang lima orang lagi ,. Pertanyaan itu selalu dijawab derngan kata antalah yang mengisaratkan bahwa tidak satu orang pun tahu kemana lima orang pengikut rombongan mereka itu menghilangnya .
Sedari awal kedatangan mereka ditempat beristirahat itu yang selalu mempergunakan kata-kata antalah Maka kawasan tempat beritirahatnya niniak nan Limo puluah itu di sebut Padang Siontah yang sekarang diperkirakan terletak dalam kenagarian situjuah batua kecamatan Situjuh Limo Nagari dan Kanagarian koto tangah batu hampa kecamatan Akbiluru sekarang
Karena lima dari mereka tidak tahu entah kemana maka keserluruhan mereka membagi wilayah untuk mencari teman mereka yang hilang tersebut dengan perjanjian apabila sudah ditemukan atau ada kabarnya maka disamapaikan pesan berantai kepada sesasma mereka yang 45 orang ini .
Dari penyebaran niniak nan 45 orang ke berbagai arah dalam rangka mencari sanak mereka yang berlima itu maka dengan sendirinya mereka telah menemukan tempat atau daerah untuk mereka masing-masing yang akan dijadikan tempat menetap yang sekarang telah menjadi nagari –nagari asal diluak limo Puluah .
Dalam perjalanan zaman kian berlalu maka diketahui belakangan bahwa Niniak nan balimo yang hilang pada saat di Padang Si Ontah ternyata Sudah menetap Di daerah Kuok ,Bangkinang ,Salo ,rumbio Aie Tirih , Yang terkenal dengan pantun Sasuok Indak Kanyang ,sapiriang indak habih . kelima daerah ini sekarangh sudah menjadi daerah territorial kabupaten Kampar dalam propinsi Riau .
Kira-kira itulah sekelumit Tentang asal-usul nama dari Padang si Ontah yang konon cerita menjadi cikal bakal nama luak nana bunggsu ini atau sering di sebut Luak Limo Puluah akan tetapi sekarang daerah itu boleh dikatakan nagari antah barantah . yang belum pernbah mendapatkan perhatian dari penyelenggara pemerintah baik daerah ini maupun tingkat propinsi dan pusat .
Kalau tingkat pusat tidak ada perhatian pada Padang Siontah sangatlah logis dan karena pusat mungkin tidak mengetahui asal muasal ceritanya , namun yang kita sayangkan adalah Pemerintah propinsi Sumatera Barat yang membawahi langsung kabupaten lima puluh kota dan kota Payakumbuh atau daerah luak nan bungsu ini .
Sesungguhnya yang paling bertanggung jawab dan harus bertanggung jawab itu adalah pemerintah Kabupaten Lima Puluh kota dan pemerintah Kota payakumbuh serta para tokoh masyarakat dan tokoh adat serta para petinggi lainnya ditambah deengan tokoh sejarah dan budayawan untuk membicarakan menkaji, memperhatikan memaparkan dan mencari tingkat kebenaran cerita ini sehingga kita sebagaim anak nagari yang berasal dari luak Limo Puluah ini Tidak akan kehilangan suluah dikemudian harinya .
Seperti kita ketahui beberapa dekade ini ada sebagaian tokoh adat dan masyarakat budaya yang secara simultan pernah menggelambungkan persoalan ini pada pemerintah lima Puluh Kota baik itu disampaikan dalam forum- forum resmi atau pun pembicaraan sanatai dibeberapa temapat pertemuan baik itu langsung kepada tuan Luak limo puluah sendiri maupun pada para pengurus LKAAM kabupaten Lima Puluh Kota , diberbagai pertemuan dan musdanya . Memang pada saat itu responsif dari para pesrta sangat dan bersemangat untuk mengangkat persoalan ini kepermukaan ,seakan –akan besok program ini akan diproses dan ditindak lanjuti.
Namun apa yang hendak dikata seperti kita ketahui sudah berapa kali pertukaran pemimpin luak limo puluah, kabupaten/ wali kota berganti, tidak satupun dari para beliau-beliau tersebut terlintas dalam pemikiranya untuk mengkaji, membicarakan, jangankan membangun daerah asal muasal niniak moyang kita ini , Tidak satu pun program mereka mengarah pada sejarah keberadaan luak nan bungsu ini walau sekarangmasih ada bangunan bekas pasar ternak dikawasan ini yang terkesan sebuah proyek gagal perencanaan .Bangunan pasar ternak di kawasan padang Siontah ini sebenarnya adalah sebuah pelecehahan sejarah terhadap lauak limo puluah ini
Tanggapan Dr (HC) Syawaludin ayub Budayawan minang asal luak Limo puluah pada penulis tentang persoalan Padang Siontah mengatakan bahwa Harapan bahwa sebenarnya,harapan rakyatuntuk pemimpin luak limapuluah ini sedapat mungkin adalah seorang figur Datuak atau penghulu atau sekurang-kurangnya mengetahui adat dan sejarahnya ,karena masyarakat berasumsi bahwa seorang yang bergelar datuak atau penghulu akan sangat cepat memahami persoalan in ,disamping itu dengan seorang pemimpin yang memahami persoala itu maka keinginan rakyat secara keseluruhan dapat dipahaminya .dan harapan itu sangatlah logis yakni agar terwujud kesejahteraan yang hakiki ,pemantapan pemahaman agama, pelestarian adat serta fungsinya ditengah-tengah masyarakat seiring program pelestarian sejarah.
Tapi apa keinginan dan tumpuan masyarakat tak pernah terwujud bak pepatah jauh panggang dari api,kalau daerah tidak ada sejarah,bisa di katagorikan daerah siluman,daerah yang tidak ba asa usua, sepertinya tidak ada yang akan kebanggaan atau sebagai tolak ukur bagi generasi mendatang ,contohnya sepertti yang sering di kumandangkan niniak mamak,,dima titiak palito,di baliak telong nan bantali,dari ma asa niniak kito,dari lereng gunuang marapi(Pariangan padang panjang ) ini membuktikan bahwa asal muasal mulai dari keberadaan Minang Kabau beserta luaknya ada rentetan sejarah yang telah kita ketahui secara umum .Namun kenapa di luak lima puluah tidak ada nawaitu pemimpinnya untuk memproklamasikan daerahnya sendiri seperti daerah lainnya di Ranah Minang atau Sumatera Barat Coba kita lihat Kabupaten Dharmasraya yang hasil pemekaran kabupaten Sawah Lunto sijunjung, dimana masyarakatnya sangat antusias dan bangga dengan nama kabupatennya yang berasal dari nama kerajaan Dharmasraya tempo dulu walau cukup lama masyarakatnya menantikan daerah otonom sendiri hingga terujud juga apa yang jadi cita-cita mereka tercapai dengan sempurna walau sekian tahun lama terkubur ditelan waktu ,akan tetapi yang namanya emas mulia tahan uji .
Semoga pemimpin yang terpilih jadi tuan luak sekarang ada sedikit perhatian dalam hal sejarah Luak Limo Puluah ,Situjuah namo nagori,ba luak lareh Sago Halaban,asa usau niniak di warisi Padang Siontah urang namokan,
semestinya para pemimpin daerah ini baik kabupaten/wali kota di dalam ranah luak Limo Puluah kalau dapat gubernur sumatera barat memikirkan Minang Kabau ini Jangan hanya Sumatera barat Saja (dalam tanda Petik),apalagi daerah minang ini sudah banyak melahirkan cendikiawan-cendikiawan ternama,semuanya itu tidak bisa lepas dari peninggalan keberadapan yang di warisi niniak moyang kita yang mengiinginkan anak cucunya bisa berguna untuk bangsa yang berdaulat dan melestarikan sejarahnya sendiri,seperti mamang orang tua kita dulu,rancak nagari dek pangulu,rancak tapian dek urang mudo,rancak alek dek tungganai, Tutur pakar Randai sumatera barat,mengakhiri. (Saiful hadi)
Baca berita selengkapnya di sini..
from Berita Sumbar
via BeritaSumbar.com
Comments
Post a Comment